Mimpi Gila Berujung Negara, Kisah Daniel Jackson dan Republik Verdis

1 week ago 19

UNIK - Di tengah sengketa perbatasan yang membingungkan antara Kroasia dan Serbia, sebuah 'negara' baru bernama Republik Verdis berhasil lahir. Keunikan utamanya? Sang pendiri, Daniel Jackson, baru berusia 20 tahun. Ia mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden atas sebidang tanah tak bertuan seluas 125 hektare di sepanjang aliran Sungai Danube.

Wilayah yang dijuluki 'pocket three' ini kini menyandang predikat negara terkecil di dunia, bahkan mengalahkan Vatikan. Bendera, kabinet, mata uang, hingga 400 warga negara telah melengkapi Republik Verdis. Jackson mengaku ide ini bermula saat ia berusia 14 tahun, sebuah 'eksperimen kecil' bersama teman-teman yang bermimpi menciptakan sesuatu yang 'gila'.

"Verdis adalah ide yang saya miliki saat berusia 14 tahun. Awalnya hanya sebuah eksperimen kecil dengan beberapa teman. Kami semua bermimpi menciptakan sesuatu yang gila, " ujar Jackson, mengutip The Guardian.

Republik Verdis secara resmi dideklarasikan pada 20 Mei 2019, mengusung konsep 'mikronasi' yang sebagian besar tidak diakui secara internasional. Jackson menjadikan Vatikan sebagai salah satu inspirasinya.

"Jadi kami yakin berhak atas hal itu [mikronasi] berdasarkan hukum internasional, " ujarnya.

Pembentukan Verdis juga terinspirasi oleh Liberland, sebuah negara mikro serupa yang juga tidak diakui oleh Kroasia dan Serbia, berjarak 20 kilometer di utara Verdis. Nama 'Verdis' sendiri dipilih karena kemiripannya dengan kata Latin 'viridis' yang berarti hijau, mencerminkan fokus awal negara ini pada isu-isu lingkungan.

Tanah yang kini menjadi wilayah Verdis merupakan hasil dari sengketa perbatasan antara Serbia dan Kroasia. Serbia mengklaim perbatasan berada di garis tengah Sungai Danube, sementara Kroasia menginginkan batas berdasarkan peta lama. Akibatnya, muncul kantong-kantong tanah yang tidak diklaim, termasuk lokasi Verdis.

Jackson melaporkan sambutan baik dari otoritas Serbia, namun sayangnya Kroasia menolak mengakui Verdis. Pada Oktober 2023, Jackson dan beberapa warganya bahkan diusir paksa oleh polisi Kroasia saat mencoba menetap secara permanen.

Kini, Jackson 'mengungsi' di Donver, Inggris, namun semangatnya tak padam. Ia tetap mengenakan busana layaknya presiden, lengkap dengan pin bendera Verdis dan bendera putih-biru yang terpasang di ruangannya. Pemerintahan Verdis berjalan secara sukarela, dengan berbagai cara penggalangan dana seperti penjualan merchandise, sumbangan, dan skema kewarganegaraan melalui investasi.

Bulan Agustus lalu, Verdis berhasil mengumpulkan lebih dari US$37 ribu dari para penggemar mata uang kripto. Setiap warga menerima paspor, namun Jackson mengingatkan agar tidak digunakan untuk perjalanan internasional.

"Ini adalah negara yang sangat kecil, jadi kami harus berhati-hati dalam mengizinkan siapa pun masuk, " ujar Jackson pada kantor berita SNSW, mengutip New York Post.

Meskipun menghadapi berbagai kemunduran, Jackson tetap optimistis. Ia percaya bahwa kembalinya mereka ke tanah yang didirikan adalah masalah waktu.

"Ini masalah waktu, bukan apakah kita akan kembali ke tanah ini, " ujarnya.

Bagi Jackson, Verdis bukan sekadar eksperimen pemikiran.

"Secara kasat mata, Verdis adalah hamparan hutan. Tapi, ketika Anda menyadari bahwa Anda berada di negara yang Anda ciptakan sendiri, rasanya sungguh ajaib, " ungkapnya.

Read Entire Article
Selebrity | Refreshing | | |